Laporan Pengamatan Perubahan Sosial

Laporan Pengamatan Perubahan Sosial pada Teknologi Alat Tangkap Ikan

Penulis adalah Anjani Selawati siswi XII-F5
SMA N 1 JAKENAN 


I. PENDAHULUAN 

     Teknologi tangkap ikan Merupakan alat yang digunakan untuk mengambil ikan dengan cara yang cukup mudah , singkat,dan mendapatkan tangkapan lebih banyak melampaui batas.
Alat ini pada awalnya untuk membantu menangkap ikan untuk mendapatkan ikan tanpa menyakitinya. Alat alat tangkap tersebut diantaranya serok,Anco,jala dan sejenisnya.
       Alat ini sangat mudah dibuat dan bahannya cukup mudah didapat, namun peralatan ini memiliki kelemahan yaitu tidak dapat menjangkau secara luas. Selain itu,nilai produksi tangkapannya juga kecil terbatas. Disinilah awal mula terjadinya perubahan alat tangkap ikan.
      Teknologi hadir untuk menjawab kelemahan kelemahan alat tradisional yang menawarkan prinsip sederhana,mudah didapat alatnya, pengoperasiannya mudah,dan menghasilkan hasil tangkapan yang melampaui batas.
     Alat tangkap ikan modern dapat dilihat diantaranya GPS koloni ikan,pukat harimau,kapal besar yang bisa menjangkau area perikanan,serta berbagai peralatan pendukung berteknologi tinggi . Namun dalam pengoperasiannya alat tangkap modern cenderung memiliki dampak yang yang negatif yaitu ekosistem laut. Bahkan terjadi evolusi dan hilangnya spesies . Dan lebih dari itu penggunaan bahan bahan kimia juga kerap kali digunakan sehingga ikannya mengandung unsur logam diambang batas baik mengancam ekosistem. 
     Untuk itu dalam mendokumentasikan alat alat tangkap tradisional jenis apa perlu dilakukan identifikasi termasuk alat tangkap modern sehingga didapatkan rekayasa teknologi alat tangkap yang mensejahterakan dan melestarikan.

II. PEMBAHASAN 

  A. Alat Tangkap Ikan Tradisional dan Modern

    1.  Alat Tangkap Ikan Tradisional 
adalah alat yang dioperasikan secara sederhana dan telah digunakan secara turun-temurun. Disini saya akan membahas tentang alat tangkap ikan tradisional yaitu Anco.
    Anco adalah salah satu jenis alat tangkap ikan tradisional yang sering digunakan dalam kegiatan perikanan, khususnya di wilayah Asia Tenggara, termasuk Indonesia.Anco termasuk dalam kategori alat tangkap pasif, artinya alat ini tidak bergerak mencari ikan tetapi menunggu ikan datang ke jaring. Keberhasilan penggunaan Anco sangat bergantung pada pengetahuan nelayan tentang pola pergerakan ikan serta lokasi penempatan jaring yang tepat.
 • Bentuk Anco :
Alat ini berbentuk jaring yang biasanya terbuat dari bahan seperti nilon atau serat sintetis lainnya, dan dirancang untuk menangkap ikan dengan cara yang efisien.
• Cara Buat Anco :
  Membuat bingkai Anco terlebih dahulu,lalu merangkai jaring, setelah itu memasang pelampung dan pemberat pada Anco.
• Cara Kerja Anco:
 1. Penempatan anco di lokasi strategis
 2. Proses pengangkapan ikan
Ikan yang berenang di sekitar atau melewati lokasi di mana Anco ditempatkan akan masuk ke dalam jaring. Struktur jaring yang rapat dengan ukuran mata jaring tertentu membuat ikan sulit untuk keluar setelah masuk ke dalamnya.
3. Pengangkatan anco
Saat mengangkat anco, nelayan menarik jaring beserta bingkai dan pemberatnya ke atas perahu atau tepi perairan. Ikan-ikan yang terperangkap di dalam jaring akan diambil dan dikumpulkan.
• Manfaat :
Bagi petambak membantu menentukan jumlah pakan yang akan diberikan, membantu petambak melakukan manajemen pakan,dan juga penggunaan anco dapat menjaga kualitas air tambak
• Kelebihan:
1. Sederhana dan mudah digunakan
Anco memiliki desain yang sederhana dan mudah dioperasikan, bahkan oleh nelayan dengan pengalaman yang minim.
Biaya rendah
 Pembuatan dan perawatan anco relatif murah dibandingkan dengan alat tangkap ikan yang lebih modern dan kompleks.
Ramah Lingkungan
Anco biasanya dibuat dari bahan alami atau mudah terurai seperti bambu dan jaring yang tidak berbahaya bagi lingkungan laut. Teknik penggunaannya juga cenderung selektif, mengurangi risiko kerusakan habitat dasar laut.
• Kekurangan:
1. Kapasitas Tangkap Terbatas
 Anco biasanya memiliki kapasitas tangkap yang lebih kecil dibandingkan dengan alat tangkap modern, sehingga kurang efektif untuk menangkap ikan dalam jumlah besar.
2. Kurang Efektif di Perairan Dalam
Anco lebih cocok digunakan di perairan dangkal. Jika digunakan di perairan dalam, efektivitasnya menurun karena keterbatasan jangkauan.
Tidak Selektif terhadap Ukuran Ikan Meskipun anco ramah lingkungan, terkadang alat ini bisa menangkap ikan kecil atau ikan yang belum dewasa, yang seharusnya dilepas kembali untuk menjaga populasi ikan.

Alat Tangkap Ikan Modern
Alat yang digunakan untuk menangkap ikan dengan memanfaatkan perkembangan teknologi. Alat penangkap modern memiliki beberapa jenis alat dengan spesifikasi dan kegunaan yang berbeda-beda. Disini saya akan membahas alat pukat cincin (purse seine).
Pukat cincin (purse Seine) adalah salah satu jenis alat tangkap ikan yang umum digunakan dalam perikanan. Alat ini terdiri dari jaring panjang dengan bagian bawah yang bisa ditutup seperti tas atau kantong, sehingga ikan yang terjebak di dalamnya tidak bisa keluar. 
• Bentuk Pukat Cincin:
Pukat cincin, atau "purse Seine" jaring ikan berbentuk segi empat yang biasanya terbuat dari jaring nilon atau poliester.
• Cara Buat:
Desain dan perencanaan,pembuatan jaring, pemasangan purse line,
•Cara kerja :
melibatkan penangkapan ikan dengan cara mengelilingi kelompok ikan (biasanya ikan pelagis seperti sarden, makarel, dan tuna) dengan jaring tersebut, kemudian menutup bagian bawah jaring dengan menarik tali di bagian bawahnya, yang disebut “tali cincin”. Setelah itu, jaring diangkat ke kapal, dan ikan-ikan yang terperangkap di dalam jaring pun ditangkap.
•Manfaat :
untuk menangkap ikan pelagis yang memiliki tingkah laku hidup berkelompok dalam ukuran besar, baik di daerah perairan pantai maupun lepas pantai.
• Kelebihan:
1. Efisiensi
Pukat cincin dapat menangkap banyak ikan dalam sekali operasi, meningkatkan efisiensi penangkapan.
2. Selektivitas
Dengan teknik yang tepat, pukat cincin dapat lebih selektif dalam memilih jenis ikan yang ingin ditangkap.
3. KetepatanAlat ini bisa digunakan untuk menangkap ikan di daerah tertentu dengan cukup tepat.

•Kekurangan :
1. Overfishing
 Penggunaan pukat cincin yang tidak terkontrol dapat menyebabkan overfishing dan dampak negatif pada ekosistem laut.
2. Bycatch
Pukat cincin sering menangkap spesies non-target atau bycatch, yang bisa merusak populasi ikan yang tidak diinginkan.
3. Kerusakan Lingkungan 
Penggunaan pukat cincin dapat merusak habitat dasar laut, seperti terumbu karang atau padang lamun.

B. Analisis Perubahan unsur unsur sosial 
Sumber: Hasil olah data analisis perubahan sosial tentang teknologi tangkap ikan Diolah oleh Penulis Anjani Selawati dengan pendampingan guru pembimbing, tahun 2024

 
C. Sikap Kearifan Dalam Menuju Perubahan Teknologi Alat Tangkap Ikan 
Sikap kearifan dalam menghadapi perubahan teknologi alat tangkap ikan sangat penting untuk memastikan bahwa inovasi tidak hanya meningkatkan efisiensi tetapi juga mempertahankan keseimbangan ekologis.
1.Kepedulian Terhadap Lingkungan Memprioritaskan teknologi yang ramah lingkungan dan mengurangi dampak negatif terhadap ekosistem laut. Misalnya, memilih alat tangkap yang mengurangi bycatch dan tidak merusak habitat laut.
2. Keterlibatan Komunitas
Melibatkan nelayan lokal dan komunitas pesisir dalam proses adopsi teknologi baru. Hal ini membantu memastikan bahwa perubahan teknologi sesuai dengan kebutuhan mereka dan dapat diterima dengan baik.
3. Pendidikan dan Pelatihan
Menyediakan pendidikan dan pelatihan kepada nelayan tentang penggunaan teknologi baru, manfaatnya, dan bagaimana mengoperasikannya dengan cara yang berkelanjutan.

III. PENUTUP 

     Penelitian ini telah memberikan gambaran yang komprehensif mengenai penggunaan alat tangkap ikan Anco dan pukat cincin di wilayah penelitian. Anco, sebagai alat tangkap tradisional, memiliki kelebihan dalam hal selektivitas terhadap jenis dan ukuran ikan, serta biaya operasional yang relatif rendah. Di sisi lain, pukat cincin, meskipun lebih modern dan efisien dalam skala besar, memiliki potensi dampak yang lebih besar terhadap lingkungan laut jika tidak digunakan secara bertanggung jawab.
     Kedua alat tangkap ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, sehingga pemilihannya harus disesuaikan dengan kondisi lingkungan, jenis ikan yang ditargetkan, serta tujuan ekonomi dari para nelayan. Penggunaan pukat cincin yang berkelanjutan dan ramah lingkungan memerlukan regulasi yang ketat serta kesadaran dari para nelayan akan pentingnya menjaga kelestarian sumber daya laut.
      Penelitian ini juga menunjukkan bahwa perlu adanya peningkatan dalam penyuluhan dan pelatihan bagi nelayan, agar mereka dapat memahami teknik penangkapan yang lebih efektif dan ramah lingkungan. Dengan demikian, diharapkan alat tangkap Anco dan pukat cincin dapat digunakan secara optimal, memberikan keuntungan ekonomi yang signifikan bagi nelayan, tanpa mengabaikan aspek konservasi lingkungan laut.